Senin, 16 Mei 2016

Sedikit Artikel Tentang Marlboro

Catatan Penikmat Marlboro: Perbedaan Rasa pada Rokok Marlboro Merah dan Putih

Nama “Marlboro” mungkin telah akrab di telinga kita. Rokok produksi PT. Philip Morris ini kerap kali disebut sebagai perintis kemunculan rokok-rokok produksi dalam negeri yang diproduksi di bawah pengawasan produsen asing, karena keberadaannya di Indonesia yang terbilang cukup lama. Agaknya tidak seperti rokok-rokok “putih” lainnya, racikan, rasa dan aroma yang khas “barat” dari rokok ini tidak lantas menjadikannya sepi peminat. Rasanya yang oleh beberapa orang (berdasarkan survey) dirasa sangat nikmat, membuat rokok ini dapat mempertahankan eksistensinya di kalangan penikmat rokok di Indonesia yang mayoritas merupakan penikmat rokok kretek khas negeri sendiri.
Seiring berjalannya waktu, Marlboro, yang notabene tergolong rokok merk asing, kini harus memutar otak untuk meningkatkan angka penjualannya yang turun akibat regulasi yang melarang produsen rokok (terutama rokok asing) untuk beriklan di media penyiaran televisi. Tidak hanya itu, reduksi terhadap iklan rokok juga dilakukan di media-media massa yang lain seperti majalah dan radio. Alhasil, untuk mengimbangi belanja iklan yang berkurang, PT. Philip Morris kemudian menambah varian-varian pada rokok Marlboro di Indonesia.
Awalnya, hanya terdapat 3 varian rokok Marlboro yang diproduksi dan diperjualbelikan di Indonesia, yaitu Red Marlboro (Marlboro merah), Marlboro Menthol (Marlboro hijau), dan Marlboro Lights (Marlboro putih). Namun, seiring berkembangnya waktu, PT. Philip Morris membuat 3 varian Marlboro baru, yaitu Marlboro Mix 9 (Marlboro dengan campuran rempah khas Indonesia), Marlboro Black Menthol, dan terakhir Gold Marlboro Lights.
Semua varian tersebut tentu diciptakan dengan rasa dan kandungan nikotin dan tar yang berbeda. Perbedaan yang cukup signifikan akan dapat terlihat ketika kita mengkomparasikan Marlboro merah dan Marlboro puih varian baru (Gold Marlboro Lights). Marlboro merah yang merupakan, produk standar Marlboro memiliki rasa dan aroma yang cenderung lebih kuat dibanding dengan Marlboro yang berwarna putih. Selain itu, kandungan zat yang terkandung di dalamnya juga berbeda. Di dalam Marlboro merah terkandung tar sejumlah 13mg dan nikotin sejumlah 1,0mg. Sedangkan di dalam Marlboro putih terkandung tar dan nikotin dengan bobot yang lebih rendah, yaitu 9mg tar dan 0,8mg nikotin.

Namun tahukah anda apa yang membuat kedua varian tersebut berbeda? Kunci pembeda rasa dan zat yang terkandung dalam kedua rokok tersebut ternyata terdapat pada kertas pembungkus tembakau (selongsong batang rokok). Apabila kita cermati menggunakan kaca pembesar, pada bagian batang rokok (bukan bagian filter) keduanya terdapat perbedaan yang nyaris tak kentara. Perbedaannya adalah pada bintik-bintik dengan ukuran mikro yang diketahui belakangan merupakan rongga-rongga udara pada selongsong rokok Marlboro putih dan tidak terdapat di selongsong rokok Marlboro merah. Usut punya usut, ternyata Sang Produsen menggunakan racikan tembakau dengan komposisi yang persis sama pada kedua varian rokok ini. Kemudian untuk membedakannya, Sang Produsen sengaja membuat rongga-rongga mikro pada selongsong batang rokok Marlboro putih. Rongga-rongga tersebut menyebabkan volume udara dari luar batang rokok menjadi lebih banyak terhisap. Hal itulah yang membuat penikmat rokok Marlboro putih mendapatkan rasa yang cenderung lebih lembut dan ringan ketika menghisapnya, dibandingkan ketika mereka menghisap rokok Marlboro yang berwarna merah.


 ROKOK MARLBORO AWALNYA UNTUK KAUM WANITA




Anda yang hobi merokok pasti kenal dengan merek rokok Marlboro. Perjalanan produk rokok filter yang iklannya banyak menggambarkan kuda jantan ini sudah cukup panjang. Marlboro pertama kali diluncurkan pada tahun 1847 di Inggris. Brand ini dimiliki oleh Philip Morris. 

Nama Marlboro sendiri diambil dari nama salah satu jalan di London, Marlborough. Konstruksi 

jalan ini mulai dibuat pada awal abad ke- 18.  Nama Marlborough itu sendiri diabadikan dari nama komandan pertama pasukan Inggris, John Churchil yang juga bergelar 1st Duke of Marlborough. 

Jalan ini sekarang menjadi pusat kegiatan komersial yang cukup ramai di kota London.

Kembali ke laptop, pada mulanya rokok Marlboro sebenarnya menyasar target pasar kaum perempuan. Pemilihan warna dasar merah pada strip rokok yang diproduksi saat itu menjadi salah satu buktinya. Strip merah di pangkal barang rokok punya tujuan untuk mengkamuflase bekas lipstik yang menjadi kosmetik dasar kaum perempuan saat itu. Warna merah ini kemudian juga menjadi corporate color Marlboro.

Saat terjadi Perang Dunia II, pasar Marlboro turun drastis. Pasar mulai melihat rokok Marlboro yang tidak pakai filter sebagai ancaman serius bagi kesehatan. Ini menjadi gangguan serius bagi produk tersebut. Untuk mengatasinya, Marlboro kemudian membuat perubahan drastic. Semua produk rokoknya lalu diberi filter untuk mengubah persepsi pasar.

Yang lebih penting lagi, Marlboro kemudian juga meluaskan target pasar. Yang semula hanya menyasar kaum wanita, Marlboro kemudian membidik juga kaum pria. Pada tahun 1954, Marlboro membuat iklan yang kemudian sampai sekarang terus membekas di pasar. Ikon iklan itu adalah seorang cowoboy yang gagak berani dengan topi yang khas.

Iklan ini cukup berhasil memberi kesan. Lewat iklan itu, Marlboro ingin menempatkan diri sebagai simbol pria yang gagah dan pemberani. Di masa selanjutnya, pasar kaum pria menyerap produk tersebut dengan baik. Makin lama, bahkan Marlboro menjadi bagian dari gaya hidup kaum pria saat itu. Untuk tampil keren, seorang pria menjadi perlu untuk menjadi konsumen Marlboro.

Tahun 1998, asosiasi tembakau dunia membuat aturan yang mengubah dunia periklanan rokok. Lembaga tersebut mengharuskan para produsen rokok untuk memasang iklannya di majalah dewasa dan tidak secara vulgar menampilkan produknya. Ini kemudian juga menjadikan Marlboro membuat beberapa perubahan.

Salah satu perubahan yang terlihat adalah situs www.marlboro.com yang menjadi situs resmi produk tersebut tidak bisa diakses secara sembarangan. Untuk bisa mengakses situs tersebut harus terlebih dulu mendaftar dan diserukan agar pengaksesnya minimal berusia 21 tahun